Kampar di balik sejarah
OBJEK WISATA LUBANG KOLAM KAMPAR
Lubang kolam, merupakan sebuah objek wisata yang terletak di
Provinsi Riau Kabupaten Kampar Kecamatan Kuok, tepatnya di Desa Merangin. ”Lubang
Kolam” yang beararti “Lubang Gelap” dalam bahasa Indonesia, merupakan sebuah objek
wisata yang berupa sebuah terowongan batu sepanjang 50 meter, karena tidak ada
cahaya yang masuk, makanya terowongan ini dinamakan dengan Lubang Kolam.
Terowongan ini tepatnya terletak di jalan Lintas Sumatra Barat dan Riau. Dari
beberapa artikel yang saya baca, Lubang Kolam ini merupakan sebuah objek wisata
bersejarah, tidak diketahui pasti apakah ini merupakan peninggalan pada masa
Belanda atau Jepang, karena banyak sumber yang mengatakan ini adalah
peninggalan Belanda, namun tidak sedikit pula sumber yang mengatakan bahwa
Lubang Kolam ini merupakan peninggalan Jepang.
Pintu gerbang objek wisata ini jelas terlihat di pinggir jalan.
Untuk masuk ke objek wisata ini, kita tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam,
kita hanya dipungut biaya sebesar lima ribu Rupiah saja perorangnya. Setelah
memasuki gerbang, kita harus menepuh perjalanan masuk yang cukup jauh yang
dikelilingi oleh pepohonan yang lebat. Sepanjang perjalanan masuk, tidak
dijumpai adanya rumah warga satupun. Jalanannya terkesan sepi, yang terdengar
hanyalah suara gemericik air sungai yang terletak tidak jauh dari jalanan.
Setelah menempuh perjalanan masuk yang cukup jauh dari pintu
gerbangnya, kita akan melihat sebuah terowongan yang sangat gelap. Melalui terowongan
inilah dahulunya orang-orang bisa melakukan perjalanan dari Sumatera Barat ke
Riau, begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan terowongan ini berfungsi
sebagai jalanan umum yang menghunbungkan antara Sumatera Barat dengan Riau.
Namun hingga saat ini, terowongan ini sudah tidak berfungfi sebagai jalan lalu
lintas lagi, dikarenakan sebagian jalan lintas di kawasan ini terendam oleh air
Danau PLTA Koto Panjang yang berada di sekitarnya ( riaupos.co ).
Suara ribuan kelelawar dan bau kotorannyapun akan turut menemani
perjalanan pengunjung selama menyusuri jalanan di dalam terowongan tersebut.
Perjalanan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda
empat, namun hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat saja, jika ada dua
kendaraan roda empat yang berpas-pasan, maka salah satunya harus mengalah
mundur. Selanjutnya, setelah menyusuri terowongan yang cukup panjang, kita akan
mulai melihat cahaya dari ujung terowongan. Pengunjung akan di hadapkan
langsung dengan bendungan Danau PLTA yang hanya berjarak 200 meter dari ujung terowongan
Lubang Kolam ini. Suara gemericik airnya terasa dapat menenangkan fikiran
sejenak dari hiruk pikuk dunia luar.
Lubang Kolam ini belum mendapat perhatian yang begitu baik dari
pemerintahan setempat. Banyak yang masih harus diperbaiki jika memang Lubang
Kolam ini benar-benar ingin dijadikan sebagai sebuah objek wisata agar tidak
kalah menariknya dengan objek wisata lainnya. Karena terlalu banyak sejarah
yang tersembunyi di balik cerita Lubang Kolam sesungguhnya yang harus diketahui
oleh generasi muda seperti generasi zaman now ini.
Komentar
Posting Komentar